Sabtu, 09 April 2011

SETYAKI LAHIR

SETYAKI  LAHIR



Kelahiran Setyaki, sempat menghebohkan dunia pewayangan, karena dikala ibunya, dewi Wersini, nyidam naik singa yang bisa tata jalma, atau bias bicara seperti manusia,dan bisa terbang menembus angkasa. Ternyata, singa yang di maksud dewi Wersini itu ada, yaitu  Patih Singamulangjaya yang berujud seekor singa yang juga bisa bicara dan juga bisa terbang.Patih Saingamulangjaya adalah Patih Swalabumi.

Raja Negeri Swalabumi., Prabu Tambakyuda atau bjsa disebut juga dengan nama Prabu Satyasa, sedang jatuh cinta kepada Dewi Wersini, ingin sekali memboyongnya ke Swalabumi. Sehubungan adanya permintaan Dewi Wersini ingin naik Singa yang bisa bicara dan bisa terbang, maka kesempatan bagi Prabu Tambakyuda untuk mengutus Patih Singamulangjaya ke Lesanpu, menemui Dewi Wersini, dan Patih Singamulangjaya harus mau, andaikata diminta menjadi  hewan peliharaan   kesayangan  Dewi Setyaboma. Kepergian Patih Singanmulangjaya ke Lesanpura, diantar oleh Emban Layarmega. Emban  Layarmega menghadap Dewi Wersini, untuk nempersembahkan hewan peliharaannya berupa seekor singa yang bisa ber bicara seperti manusia, dan juga bisa terbang, Pemberian Emban Layarmega diterima dengan senang hati oleh Dewi Wersini. Emban Layarmega berpamitan, dan terbang kembali ke  Swalabumi. Dewi Wersini yang sangat tertarik dengan binatang  pemberian Emban Layarmega, ingin pula mencoba terbang dengan  nmenauki singa itu. Singapun terbang. Dewi Wersini ketakutan . Singa itu tidak mau turun, singa tetap terbang.  Singa itu bicara kepada Dewi Wersini, ia duta Prabu Tambakyuda, dan ia akan membawa pulang Dewi Wesini ke Swalabumi. Mendengar kata kata singa itu, maka Dewi Wersini baru tahu kalau dirinya sedang di culik oleh Patih Singanmlangjaya. Karena kepanikannya, menjadikan Dewi Wersini, perut menjadi mules, serta mual, rasa rasabya  ingin melahirkan. Singa terpaksa turun di dalam hutan.

Dewi Wersini merasa sydah saatnya mau melahirkan. Akhirnya Dewi Wersini  melahirkan, seorang putera yang tampan.,Patih Singamulangjaya yang sebelumnya mengira kalau Dewi Wersini masih gadis, tapi ternuata sudah bersuami dan telah melahirkan. Maka agar tidak mengecewakan rajanya, yaitu Prabu Tambakyuda, Patih Singamulangjaya. bermaksud membunuh bayi itu.  Dibantingnya berkali kali dan di sepak sepaknya sang bayi.

Namun anehnya, bayi  menjadi besar, tubuhnya menjadi kuat, dan kini menjadi seorang  dewasa. Kini sang bayi sudah menjadi seorang pemuda, Pemuda itu marah, karena singa itu sudah berani memukul mukul dan menendang nendang dirinya. Menjadikan sang bayi yang menjadi dewasa itu berani melawan Patih Singamulangjaya. Patih Singamulangjaya  merasa kerepotan menghadapi pemuda itu.

Maka Patih Saingamulangjaya menggunakan gada puisaka Wesikuning. Namun gada Patih Singamulangjaya bisa direbut oleh Setyaki, dan dipukulkannya kekepala Patih Singamulangjaya., hingga tewas. Sukma Patih Singamulangjaya menyatu dalam raga Setyaki., maka Setyaki  pun juga disebut Singamulangjaya.Kemudian pemuda dan ibunya kembali ke Lesanpura. Prabu Setyajid merasa bahagia dengan kehadiran puteranya. Prabu Setyajid memberi nama puteranya, dengan Setyaki.

Sementara itu Raja Swalabumi Prabu Tambakyuda, mengetahui Patih Singamulangjaya telah tewas, menjadi sangat marah, Prabu Tambakyuda tidak merelakan kepergiannya, Prabu Tambakyuda segera berangkat ke Lesanpura, beserta perajuritnya yang jumlahnya ratusan orang.. Di Lesanpura,Prabu Setyajid bersama bersama  dengan para senapati dan juga Setyaki serta didukung para perajurit Lesanpura, menahan serangan pasukan dari  Swalabumi. Dalam pertempuran tersebut, Prabu Tambakyuda tewas.oleh Setyaki..Sukma Prabu Tambakyuda menyatu dalam ranga Setyaki. Maka Setyaki juga disebut Tambakyuda.Dengan tewasnya raja Swalabumi, perajuri  Swalabumi menghentikan perlawanan, mereka menyerah kalah. Setyaki di nobatkan menjadi raja Swalabumi. 

Namun Setyaki lebih suka ikut Prabu Kresna di Dwarawati. Oleh Prabu  Kresna, Setyaki diangkat menjadi Patih bersama Udara, Patih Setyaki menjadi  Patih urusan luar negeri, sedangkan Patih Udawa, menjadi Patih Urusan Dalam Negeri Dwarawati.


SEKIAN


Wayang Wayang